Saturday, October 8, 2011

Ketika Kita "Medewakan" Simbol Agama


Dulu bangsa kita menganut sistem kepercayaan sebelum masuknya agama ke dalam indonesia. banyak benda bahkan mahkluk hidup yang menjadi suatu lambang atau simbol magis penyembahan. tapi semua berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu, sistem kepercayaan mulai "membias" dan "digantikan" dengan agama.

Agama di negara kita tidak hanya satu melainkan beragam dan semua mengajarkan tentang kasih bukan kekerasan, kesatuan bukan perpecahan, dan berbagi bukan privatisasi. tak lupa yang utama adalah agama mengajarkan untuk mengenal sang Pencipta, dengan melalui ajaran-ajaran tersebut. 

Setiap agama memiliki simbol-simbol nya sendiri, seperti contohnya yang kebanyakan diketahui adalah umat muslim identik dengan tasbih, lalu umat nasrani dengan salib, dan lainnya jg demikian. yang mana simbol tersebut adalah sebagai "identitas" iman yang dipegang oleh siapapun itu, sehingga banyak pula diaplikasikan kedalam beberapa media kreatifitas seperti kedalam mode fashion, seni, dan lainnya.

tetapi sadarkah kita kalau sekarang simbol-simbol tersebut sudah kita "Tuhan" kan? kenapa bisa disimpulkan seperti itu? karena sekarang kebanyakan orang kalo kita lihat lebih "mendewakan" simbol-simbol tersebut untuk hal perlindungan, rezeki, pembawa mukjizat dan lainnya. caranya? memakainya, menaruhnya, dan menyimpannya di tempat-tempat tertentu dan menganggap itu akan "membawa dan memberi" sesuatu. tanpa sadar kita lupa bahwa bukan benda-benda tersebut yang memberikan itu semua, bukan benda itu juga yang memberikan kehidupan pada kita, melainkan Sang Pencipta tetapi kita menduakan-Nya. 

kita selalu berteriak kepada mereka yang dahulu menyembah berhala dan mengatakan bahwa mereka adalah kafir karena tidak percaya dengan adanya Tuhan, tetapi coba mari kita lihat kembali diri kita yang  "mendewakan" simbol-simbol agama menjadi suatu hal yang dapat memberikan apa yang Tuhan berikan kepada kita (kuasa tuhan, kehidupan, berkat, musibah, dll). bukankah kita termasuk kafir jika menjadikan simbol itu melebihi dari Tuhan? kita kah generasi yang maju ini?memang tidak semua orang "mendewakan" tetapi kebanyakan dari kita melakukan itu dengan sadar ataupun tidak.

mari kita introspeksi diri kita lalu saling mengingatkan bahwa benda hanyalah  benda walaupun itu menjadi suatu simbol suci, ingat bahwa kuasa sesungguhnya itu datang dari pada-Nya. kita memang tidak bisa membatasi kefanatikan seseorang, tetapi setidaknya kefanatikan itu tidak keluar dari jalurnya. 

"Tuhan itu satu, tetapi dikenal dengan banyak wajah dan nama. DIA juga hanya mengajarkan satu hal, Kasih bukan kekerasan"

*NB: bacalah dengan pemikiran yang luas dan terbuka

No comments:

Post a Comment